ProgramPMW dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada mahasiswa, maka tahapan yang dilakukan sebagai berikut yaitu: (i) Pengusulan, (ii) Desk Evaluasi dan Penetapan, (iii) Pelaksanaan mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana kegiatan yang diusulkan. BAB I: Pendahuluan Uraikan latar belakang, alasan yang mendasari, dan urgensi ArticlePDF AvailableFigures Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01, Januari – Aprill 2019 p-ISSN 2614-574X, e-ISSN 2615-4749 hal. 19-24 DOI 19 MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA MELALUI PELATIHAN PERANCANGAN MODEL BISNIS KANVAS Larisa Yohanna, Endang Sondari Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI larisayohanna endang_sondari Abstrak Keberadaan Pendidik sebuah bangsa merupakan faktor yang harus diperhatikan dengan serius oleh semua pihak yang berkepentingan, yang memiliki kepedulian bukan hanya terhadap bidang pendidikan, namun juga kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Pemberian keterampilan melalui program Life Skill kepada masyarakat belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan. Pengenalan model bisnis kanvas dapat bersinergi dengan Life Skill yang mereka dapatkan. Kegiatan pelatihan perancangan model bisnis kanvas bertujuan agar minat berwirausaha masyarakat tumbuh seiring dengan bertambahnya pemahaman mereka bahwa memulai usaha sangatlah mudah, dengan perancangan model bisnis yang simpel namun terarah. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai berikut 1 Sebelum diadakan pelaksanaan kegiatan, minat berwirausaha peserta terindikasi rendah, hanya 8,3 % yang berminat untuk berwirausaha, dan 2 Adanya peningkatan minat peserta untuk berwirausaha setelah pemberian materi motivasi dan pengenalan perancangan model bisnis kanvas, dengan tingkat minat berwirausaha sebesar 64,2%. Kata Kunci Perancangan Model, Model Bisnis Kanvas, Minat Berwirausaha Abstract The existence of a nation's Educator is a factor that must be taken seriously by all interested parties, who have concern not only for the education sector, but also for the concern for the welfare of the community. Giving skills through the Life Skill program to the community cannot be used optimally to increase their independence and welfare. The introduction of the business model canvas can synergize with the Life Skills they have gotten. The canvas business model design training activities aim to make community entrepreneurship interest grow along with their increasing understanding that starting a business is very easy, with the simple and directed design of business model. The results obtained in the community service activities are as follows 1 Prior to the implementation of activities, interest in entrepreneurship was indicated as low, only were interested in entrepreneurship, and 2 There was an increase in participants' interest in entrepreneurship after giving motivation and introduction designing a business mode canvas, with a level of entrepreneurial interest of Keywords Model Design, Business Model Canvas, Entrepreneurial Interest PENDAHULUAN Kota Administarasi Jakarta Utara yang memiliki populasi penduduk sekitar orang dengan penduduk miskin berkisar pada angka orang Sumber BPS 2006. Hal ini memperlihatkan bagaimana kondisi faktual menyatakan jelas masih 20 Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01 Januari – Apri 2019 19-24 banyak penduduk miskin yang membutuhkan perhatian. Secara sosial masyarakat marjinal banyak yang tinggal di lingkungan sekitar rel kereta api, pasar, tanah garapan dan rumah tinggal sempit yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi. Begitu juga secara ekonomi umumnya masyarakat adalah masyarakat yang memiliki ekonomi lemah dengan tingkat penghasilan rendah yang aktivitas sehari-harinya sebagai buruh, pedagang kecil dan pengepul barang bekas. Berawal dari kepedulian terhadap rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Pademangan, maka PKBM Negeri 04 Pademangan, mencoba membangun kesadaran masyarakat sekitar akan pentingnya pendidikan dengan membuka kesempatan untuk meraih pendidikan seluas-luasnya serta menumbuhkan jiwa berwirausaha dengan memberikan life skill, entrepreneur knowledge dan skill yang memadai. Kelak mereka diharapkan dapat memiliki masa depan yang lebih cerah dan sejahtera dengan pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan tahun depan diasumsikan 9,5 persen-10,5 persen. Di 2016, targetnya 10,5 persen tapi realisasinya 10,6 persen karena masalah pertumbuhan ekonomi tidak setinggi yang diharapkan. Daya serap tenaga kerja juga lebih rendah, pertumbuhan ekonomi tidak tinggi seperti yang diharapkan, investasi tidak besar dan yang masuk padat modal tidak lagi padat karya sehingga kemiskinan turunnya melambat 2017. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, menjadi sebuah PR besar bagi PKBM Pademangan untuk dipecahkan agar specific life skills tata boga, komputer, menjahit dan lainnya yang telah diberikan dapat memberikan manfaat di masa depan bagi masyarakat yang sudah belajar. Mitra sadar bahwa kelulusan pendidikan dengan berbekal life skill dan entrepreneurship knowledge sangatlah penting bagi masa depan mereka agar dapat memperbaiki ekonomi keluarga dan mandiri. Oleh karena itu kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk 1 Membuka pola pikir masyarakat untuk berwirausaha sehingga terciptanya kemandirian, 2 Memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa memulai usaha dengan perencanaan yang matang sangatlah simple, 3 Membekali peserta dalam memulai usaha dengan perancangan model bisnis kanvas, dan 4 Menumbuhkan kesadaran dan minat berwirausaha masyarakat agar mereka tidak terkurung dalam kemiskinan dan kelak dapat hidup sejahtera. Luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah tumbuhnya minat berwirausaha masyarakat, seiring dengan bertambahnya pemahaman mereka bahwa memulai usaha sangatlah mudah dengan perancangan suatu model bisnis yang simpel namun terarah. Dengan menggunakan angket dapat terlihat adanya minat mereka untuk berwirausaha. METODE PELAKSANAAN Dalam kegiatan ini, pelaksanaan dilakukan selama 2 dua hari pada tanggal 20-21 Januari 2017 dengan tahapan-tahapan yang dilaksanakan yaitu 1. Tahap awal. Setelah Sambutan oleh Kepala Sekolah, tim pelaksana memberikan motivasi kewirausahaan dengan diawali pemberian angket mengenai kondisi warga belajar apakah mereka sudah ada yang berwirausaha atau berdagang, apakah mereka berniat untuk berwirausaha bagi yang belum dan alasan mereka terhadap ketidak-minatan mereka untuk berwirausaha. Kemudian, pemberian motivasi yang bertujuan untuk Menumbuhkan Minat Berwirausaha …Larisa Yohanna, Endang Sondari 21 menumbuhkan kesadaran dan minat peserta untuk berwirausaha. Materi pemberian motivasi, selain berdasarkan kepada materi yang telah disiapkan, materi juga disesuaikan dengan hasil angket yang telah dikumpulkan dengan melihat alasan yang menyebabkan mereka tidak berminat untuk berwirausaha. 2. Tahap Pengenalan Pengenalan perancangan model bisnis kanvas dilakukan secara mendalam. Selama ini masyarakat enggan untuk berwirausaha karena selain modal menjadi faktor utama bagi mereka untuk memulai usaha, mereka juga menghadapi suatu kebingungan bagaimana memulai suatu usaha dan apa yang harus mereka lakukan diawal. Hal ini yang menyebabkan mereka tidak berminat untuk berwirausaha dan beranggapan bahwa memulai usaha sangatlah kompleks dan beresiko tinggi untuk merugi. Oleh karena itu dengan pengenalan perancangan model bisnis kanvas sebagai salah satu langkah memulai suatu usaha yang diharapkan dapat menumbuhkan minat berwirausaha . 3. Tahap Pelatihan Membuka bisnis memerlukan keberanian namun bisnis juga memerlukan perhitungan yang matang, sehingga resiko apapun yang muncul dapat dikelola dengan baik. Salah satu cara termudah menyiapkan rencana bisnis adalah dengan membuat model bisnis. Dengan perancangan ini dapat memudahkan pemula usaha dalam memetakan arah usaha dan meminimalisir resiko kegagalan. Dalam buku “Business Model Generation” Osterwalder & Pigneur 2010 Model Bisnis Canvas adalah model bisnis yg terdiri dari 9 blok area aktivitas bisnis, yang memiliki tujuan memetakan strategi untuk membangun bisnis yang kuat, bisa memenangkan persaingan dan sukses dalam jangka panjang. Bisnis Model Canvas ini memiliki ciri khas dengan 9 blok model yang jika disatukan akan menjadi satu kesatuan bisnis a. Customers Segment b. Value Proposition c. Customer Relationship d. Channel e. Revenue Stream f. Key Resource g. Key Activities h. Key Partnership i. Cost Structure Gambar 1 Alur IPTEK Transfer ke Mitra Berwirausaha membuka mindset MenumbuhkanMinat Berwirausaha Peserta 22 Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01 Januari – Apri 2019 19-24 Keterampilan Masyarakat Menjahit, memasak dan lainnya akan menjadi aset masa depan jika dimanfaatkan dengan baik. Kontribusi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan motivasi membuka mindset pentingnya berwirausaha dan pengenalan model bisnis kanvas, diharapkan dapat menumbuhkan minat berwirausaha peserta. Selama ini peserta pastinya sangat awam dan menganggap bahwa memulai suatu bisnis sangat sulit dan tidak ada pengetahuan yang dapat menunjang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh peserta wanita sebanyak 47% dan sisanya laki-laki, dengan usia dominan berkisar 17 tahun. Peserta yang hadir yang telah berwirusaha/berdagang hanyalah 29%. Dari 12 peserta yang belum memiliki usaha/berdagang hanya yang berminat untuk berwirausaha kelak. Hal ini dikarenakan berbagai alasan antara lain tidak memiliki modal, takut rugi, dan tidak memiliki bakat masing-masing alasan sebanyak 25%, tidak memiliki skill dan pengalaman masing-masing alasan sebesar 12,5%. Penyampaian materi disesuaikan dengan kondisi apa yang menjadi keyakinan peserta pada saat itu kenapa mereka tidak berminat untuk berwirausaha sehingga lebih cenderung menjadi karyawan/buruh kelak berdasarkan angket yang telah dibagikan sebelum pemaparan materi motivasi. Berdasarkan hasil analisis angket yang telah dibagikan kepada 17 peserta setelah pemaparan dan latihan perancangan model bisnis kanvas skor total adalah 2438, dikategorikan tingkat minat berwirausaha peserta adalah sedang atau sebesar 64,16%. Gambar 2 Pemaparan Motivasi Kewirausahaan Sumber Dokumentasi Pribadi Gambar 3 Pemaparan Model Bisnis Kanvas Sumber Dokumentasi Pribadi Menumbuhkan Minat Berwirausaha …Larisa Yohanna, Endang Sondari 23 Gambar 4 Diskusi Kelompok Peserta Sumber Dokumentasi Pribadi SIMPULAN Secara umum kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dikatakan berhasil karena 1. Adanya peningkatan minat peserta untuk berwirausaha dengan nilai sebesar 64,2 % yang awalnya hanya 8,3%. 2. Pengenalan model bisnis kanvas berhasil tersampaikan walaupun dalam proses latihannya hanya 25% yang telah selesai menyelesaikan layoutnya. 3. Adanya persiapan yang lebih mendalam untuk penyampaian materi oleh tim pelaksana untuk model bisnis kanvas karena mayoritas background pendidikan peserta adalah usia terlambat sekolah 17 tahun 22 tahun. 4. Adanya tambahan waktu pertemuan dari mitra sehingga penditribusian ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha bisa lebih maksimal. 5. Mitra dapat menambahkan mata pelajaran kewirausahaan dalam kurikulum pembelajaran. UCAPAN TERIMA KASIH Untuk yang pertama, saya ucapkan terima kasih kepada LP2M Universitas Indraprasta PGRI yang telah mendukung kegiatan pengabdian masyarakat ini, dan Ibu Suratminah, Kepala Sekolah PKBM Negeri 04 Pademangan, Jakarta Utara beserta para staf yang telah mendukung kegiatan ini sehingga berjalan lancar. DAFTAR PUSTAKA Andi. 2015. 20 Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli Ekonomi. http// www. Diakses 15 Desember 2017. Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup Life Skill Education. Bandung Alfabeta. Brodjonegoro. 2017. Kemiskinan dan Pengangguran. http // . com/read/2590110/ini-target-angka-kemiskinan-dan-pengangguran-ri-di-2017. Diakses 9 Januari 2018. 24 Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01 Januari – Apri 2019 19-24 Depdiknas. 2002. Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High-Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta Depdiknas. IOWA State University. 2003. Incorporating Developmentally Appropriate Learning Opportunities to Assess Impact of Life Skill Development. Diakses 15 Desember 2017. Ostewalder, A. and Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey John Wiley & Sons, Inc. Rr. Vemmi Kesuma DewiEndang SondariThe impact of the industrial revolution era is enormous on the behavior of the people, including children, who massively switch to technology; this is a product of change driven by developed countries as holders of the world constellation in the fields of science and technology and the economy. The success of developed countries cannot be separated from the role of educational institutions. The era of globalization is currently being experienced by all people in the world, including in Indonesia. Global challenges with advances in science and technology. The concept of entrepreneurial education for girls in open houses causes competition and faster and more competitive movements, which directly impact the world of education. Entrepreneurship is not only a world of adults, but it can also be a part of the world of children. The difference is, entrepreneurship in children cannot be carried out alone. However, it requires guidance and support from adults, parents, and teachers. Children who know the world of entrepreneurship from an early age will find it useful for future provisions. Education is an integral part of the life of society, nation, and state. One of the factors taken to improve the quality of life of the Indonesian nation is to increase the attitude of independence in the Kecakapan Hidup Life Skill EducationAnwarAnwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup Life Skill Education. Bandung dan PengangguranBrodjonegoroBrodjonegoro. 2017. Kemiskinan dan Pengangguran. http // com/read/2590110/ini-target-angka-kemiskinan-dan-pengangguran-ri-di-2017. Diakses 9 Januari Pelaksanaan Broad-Based Education, High-Based Education, dan Life Skills di SMUDepdiknasDepdiknas. 2002. Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High-Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta Model GenerationA OstewalderY PigneurOstewalder, A. and Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey John Wiley & Sons, Inc.
Artinya kita harus memulainya daricara pandang perspektif yang berbeda. 3. gunakan akal. Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan analistis terhadap pengetahuan, jadi bila kita ingin lebih kreatif kita harus melatih dan mengembangkan kemampuan yang kita miliki atau sudah kita punya sebelumnya. 4.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kewirausahaan adalah proses mendirikan dan menjalankan bisnis suatu usaha yang menggabungkan inovasi kesempatan dan cara yang lebih baik agar memiliki nilai tambah yang lebih dalam kewirasuhaan pada generasi muda bisa tumbuh dengan adanya seminar tentang kewirausahaan. Berdirinya pusat belajar di beberapa kampus, hadirnya organisasi yang peduli dengan pengembangan organisasi mengenai kewirausahaan seperti contohnya AKSI Asosiasi kewirausahaan Indonesia. Dengan adanya hal tersebut menunjukkan bahwa banyak pihak yang meyakini bahwa kewirausahaan merupakan salah satu solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ketahui bahwa masalah terbesar yang di hadapi oleh Indonesia adanya banyaknya tingkat pengangguran pemuda, sehingga akan mengakibatkan banyak masalah sosial yang cukup tinggi pula, beberapa masalah sosial yang akan terjadi karena tingginya tingkat pengangguran adalah masalah kemiskinan, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, serta kriminalitas nah dengan adanya kewirausahaan ini bisa membangun ekonomi Indonesia dan peluang kerja bagi generasi muda untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Oleh karena itu menumbuhkan semangat kewirausahaan bagi generasi muda itu sangat di butuhkan pada era sekarang minat kewirausahaan juga dapat berjalan beriringan dengan penanaman budaya dan literasi di kalangan generasi muda. Melalui budaya literasi menjadikan generasi muda melek dengan informasi, meningkatkan pemahaman, kretivitas dan inovasi di bidangnya serta memanfaatkan peluang-peluang baru khusunya dalam bidang usaha. Banyak sekali artikel tentang kewirausahaan yang bisa kita akses di internet,selain di internet kita bisa juga mempelajari kewirausahaan melalui seminar-seminar. Banyak sekali artikel atau seminar yang membahas bagaimana pengalaman bisnis seseorang,strategi memulai dandan mengelola bisnis berbagai artikel serta seminar lainnya yang dapat menumbuhkan dan memperkuat feeling business generasi muda. Menumbuhkan minat berwirausaha pada generasi muda sebenarnya tidak mudah, namun kalau kita kenali generasi muda, banyak dari mereka yang telah menunjukkan kreatifitas dalam berwirausaha terutama pada jenjang pendidikan, seperti yang kita ketehui bahwa di sekolah- sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas serta perguruan tinggi, mereka sudah di bekali dengan ketrampilan wirausaha yang baik, sekarang tinggal bagaimana kita menumbuhkan minat dan bakat berwirausaha yang baik. Beberapa tips untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pada generasi mudaKita bisa mempelajari kisah sukses oranglain, ada banyak kisah pengusaha sukses yang memulai usahanya dari nol, dengan perjuangan yang berat dan tentu jatuh bangun, namun akhirnya menjadi seorang wirausaha yang , kebanyakan orang ragu dalam berwirausaha karna keterbatasan modal atau bahkan tidak ada modal, untuk mengatasi hal ini kita bisa kerja lebih dahulu untuk mendapatkan modal sebelum berwirausaha. Kerjakan hal lain juga dalam pekerjaan, selain menambah pemasukan, juga menambah pengalaman kita dalam dunia kerja, modal juga bisa di dapatkan dengan meminjam ke bank walaupun itu tidak begitu di dalam berwirausaha, sikap focus ini sangat di butuhkan dalam berwirausaha dan jangan lupa selalu di barengi dengan sikap optimis, kedua sikap ini wajib dimiliki oleh seorang wirausaha agar tidak mudah menyerah ketika sedang menjalankan suatu kemampuan untuk memasarkan priduknya dengan baik , nah halini sangatlan penting dimiliki oleh seorang calon wirausaha, kemampuan menjual adalah satu-satunya cara untuk menarik minat orang agar mau membeli produk atau jasa yang kiyta sekarang juga dan jangan pernah menunda untuk memulai bisnis. Lihat Entrepreneur Selengkapnya
4BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan .Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
Pada masa yang lalu pandangan masyarakat tentang bisnis kurang baik. Orang memandang pekerjaan bisnis dengan sebelah mata. Bisnis belum dipandang sebagai profesi yang memberikan harapan, menjanjikan, mulia dan terhormat. Orang-orang terpandang, kelompok intelektual, ahli agama menutup keinginannya terhadap bisnis. Akan tetapi saat ini persepsi yang demikian sudah tidak berlaku lagi. Kini, profesi sebagai pengusaha sudah menjadi cita-cita, harapan, sandaran hidup sebagian masyarakat dan sudah dianggap sebagai profesi terhormat serta dambaan banyak orang. Apalagi jika melihat nasib sebagian besar karyawan yang memiliki pendapatan relatif tetap, kehidupannya semakin hari tidak semakin sejahtera. Bahkan tidak sedikit para intelektual dan orang-orang yang semulai menjadi pegawai atau profesi tertemtu pindah profesi atau setidaknya sambil menggeluti bidang usaha. Pengertian Kewirausahaan Pengertian kewirausahaan atau entrepreneurship menurut Kasmir 200615 adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Strategi pertama menjadi seorang entrepreneur adalah melatih diri untuk mencari sebuah ceruk, peluang, kesempatan atau celah kemudian memanfaatkan dan menguasainya William Heinecke, 2002. Menurut Suryana, kewirausahaan muncul apabila seorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha Triton PB, 2007132. Banyak literatur mengungkapkan mengenai esensi dari kewirausahaan yaitu menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Secara esensi, jiwa kewirausahaan sesungguhnya ada pada orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan apapun pekerjaan atau profesinya. Para wirausahawan merupakan orang yang selalu melakukan usaha-usaha yang kreatif dan inovatif dengan cara mengembangkan ide, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan peluang-peluang opportunity dan perbaikan preparation hidup. Menurut Zimmerer, nilai tambah yang diciptakan oleh para wirausahawan tersebut dengan cara-cara, sebagai berikut Triton PB, 2007132 Pengembangan teknologi baru developing new technologyPenemuan pengetahuan baru discovering new knowledgePerbaikan produk barang dan jasa yang sudah ada improving existing products or servicesPenemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit finding different ways of providing more goods and services with fewer resources Para pakar mengungkapkan hakekat mengenai kewirausahaan dengan sudut pandang yang berbeda-beda Triton PB, 2007 Menurut Ahmad Sanusi 1994, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diimplementasikan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil Prawiro 1997 mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan 1996 mengungkapkan kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha. Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah suatu usaha memenangkan persaingan dengan cara meningkatkan keunggulan dari hasil penciptaan nilai tambah dengan mengkombinasikan sumber daya-sumber daya yang ada melalui sautu cara yang baru dan berbeda dari yang sebelumnya. Menumbuhkan Minat Berwirausaha Menumbuhkan jiwa wirausaha terkait erat dengan usaha memperbaiki kualitas diri sendiri dan kehidupan rohani, agar kita mampu menjadi personifikasi yang dapat dipercaya dan dihormati karena memiliki standar moral tinggi. Keunikan atau kualitas produk atau jasa maupun kecanggihan pola pemasaran bukan faktor utama produk atau jasa yang kita tawarkan diterima dengan baik. Sebab sukses dalam berwirausaha erat kaitannya dengan kemampuan meraih kepercayaan banyak orang, yang membuat konsumen tidak pernah ragu untuk membeli produk atau memakai jasa yang kita tawarkan. Dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan, kita juga harus membiasakan diri menciptakan impian, memiliki keyakinan luar biasa serta ketekunan berusaha. Sebab seorang wirausaha haruslah berjiwa pionir sejati. Artinya, syarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil itu harus mampu membuat perencanaan yang baik, cepat dan efisien, berani menanggung resiko dengan melakukan investasi materi, waktu, usaha, serta ekstra kesabaran memelihara dan menjaga usahanya dengan baik sebelum melihatnya tumbuh sukses. Paradigma berpikir jiwa kewirausahaan entrepreneurship perlu direvisi. Jika paradigma sebelumnya meyakini bahwa meilihat kenyataan baru memiliki impian, paradigma sekarang adalah memiliki impian untuk dijadikan kenyataan. Sekalipun impian itu untuk saat ini masih irasional. Judul Buku Teori dan Praktek Manajemen, Penulis Ais Zakiyudin, SE., MM.
\n \n\n\n\n jelaskan dengan singkat bagaimana menumbuhkan minat berwirausaha
Teoridan konsep motivasi adalah pembahasan yang akan di jelaskan secara sangat mendetail pada artikel dibawah ini, yang mana didalam artikel motivasi ini akan dibahas mengenai pengertian/arti motivasi, jenis motivasi kerja, faktor motivasi kerja, proses motivasi kerja menurut para pakar/ahli. Semoga pembahasan ini bisa menjadi bahan referensi tugas anda.
34 Manfaat Motivasi dalam Berwirausaha Manfaat motivasi menurut Arep Tanjung 2003 16 adalah menciptakan gairah dalam melaksanakan aktifitas kerja atau usaha sehingga produktivitas kerja atau usaha menjadi meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Jika seseorang melakukan suatu pekerjaan baik dalam bekerja atau berwirausaha karena adanya motivasi yang mendorongnya untuk melakukan pekerjaan tersebut, maka berakibat orang tersebut akan senang terhadap pekerjaan yang dilakukannya karena merasa dihargai atau diakui. Hal ini dapat dimaklumi karena dorongan yang tinggi untuk menghasilkan sesuatu sesuai target yang ditetapkan. Adapun ciri-ciri orang yang termotivasi dapat terlihat jelas dalam skema gambar sebagai berikut Gambar Ciri- ciri orang yang termotivasi Orang yang termotivasi Bekerja sesuai standar Senang Bekerja Merasa berharga Bekerja keras Sedikit pengawasan Semangat juang tinggi 35 Sumber Arep Tanjung 2003 17 Teori Motivasi dalam Berwirausaha Teori Motivasi Douglas McGregor 1993 21, salah satu aspek penting dalam perusahaan untuk meningkatkan atau menjaga etos kerja para karyawan agar tetap gigih dan giat dalam bekerja guna meningkatkan atau menjaga produktifitas kerja yaitu dengan memberikan motivasi daya perangsang bagi para karyawan supaya kegairahan bekerja para karyawan tidak menurun. Kegairahan para pekerja tersebut sangat dibutuhkan suatu perusahaan karena dengan semangat yang tinggi para karyawan dapat bekerja dengan segala daya dan upaya yang mereka miliki tidak setengah- setengah sehingga produktifitasnya maksimal dan memungkinkan terwujutnya tujuan yang ingin dicapai. Menurut George R. dan Leslie W. dalam Matutina 1993 21 mengatakan bahwa motivasi adalah ―……getting a person to exert a high degree of effort ….‖ yang artinya motivasi membuat seseorang bekerja lebih berprestasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan action atau activities dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak 36 seimbangan. Ada definisi yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan 1. Pengaruh perilaku. 2. Kekuatan reaksi maksudnya upaya kerja, setelah seseorang karyawan telah memutuskan arah tindakan-tindakan. 3. Persistensi perilaku, atau berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu. Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini terdapat dua macam, yaitu a Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. b Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan lain sebagainya. Teori motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan content theory dan teori proses process theory. Teori ini dikenal dengan nama konsep Higiene, yang mana cakupannya adalah 1. Isi Pekerjaan. Hal ini berkaitan langsung dengan sifat-sifat dari suatu pekerjaan yang dimiliki oleh tenaga kerja yang isinya meliputi Prestasi, upaya dari pekerjaan atau karyawan sebagai aset jangka panjang dalam 37 menghasilkan sesuatu yang positif di dalam pekerjaannya, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan potensi individu. 2. Faktor Higienis. Suatu motivasi yang dapat diwujudkan seperti halnya gaji dan upah, kondisi kerja, kebijakan dan administrasi perusahaan, hubungan antara pribadi, kualitas supervisi. Pada teori tersebut bahwa perencanaan pekerjaan bagi karyawan haruslah menunjukkan keseimbangan antara dua faktor. Teori Motivasi Hierarki Kebutuhan Maslow Abraham Maslow dalam Hamzah 2009 40 mengemukakan bahwa kebutuhan manusia tersebut secara hierarki semuanya laten dalam diri manusia, dalam teori ini Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkat seperti kebutuhan fisiologis physiological needs, kebutuhan akan rasa aman safety needs, kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial social needs, kebutuhan akan penghargaan dan penghormatan esteem needs, dan tingkat yang paling tinggi kebutuhan aktualisasi diri self actualization. Berikut adalah gambar dari tingkatan Teori motivasi hierarki kebutuhan Maslow. 38 Bagan Hierarki Kebutuhan Maslow Sumber Hamzah B. Uno Teori tersebut didasarkan pada dua asumsi; 1 kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dimilikinya dan; 2 kebutuhan merupakan hierarki dilihat dari tingkatan pentingnya. Jadi apabila setiap tingkatan sudah terpenuhi oleh seseorang maka akan naik ketingkatan selanjutnya dan begitu seterusnya. Terpenuhinya kebutuhan tersebut bukan berarti harus terpenuhi secara sempurna semuanya atau dengan sangat memuaskan, dapat saja terjadi jika kebutuhan ditingkat pertama belum memuaskan pemenuhannya akan tetapi telah muncul kebutuhan di tingkat selanjutnya maka hal itu adalah tidak menjadi sebuah masalah yang besar, karena pada dasarnya manusia ingin segera cepat memenuhi semua tingkatanya, hal tersebut dapat dilihat dinegara-negara berkembang masyarakatnya ingin cepat sekali memenuhi semua tingkat kebutuhannya ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi dengan kata lain ada keterkaitan antara Aktualisasi Diri PenghormatanPenghargaan Rasa Memiliki dan Rasa CintaSayang Perasaan Aman dan Tenteram Kebutuhan Fisiologis 39 tingkatan yang satu dengan tingkatan lainnya sampai dengan semua tingkatan tersebut terpenuhi semuanya. Teori Motivasi Prestasi Achievement Theory Berdasarkan Jounal International of Businness and Economic in Indonesia 1976 oleh Indarti dan Rostiani yaitu Achievement needs to be interpreted as a single character that motivates a person to face the challenge of achieving success and excellence. Further, McClelland 1976 asserted that the need for achievement as ones personality traits that would encourage someone to have entrepreneurial intentions. According to him, there are three attributes that are attached to someone who has a high need for achievement, namely a personal responsibility in making decisions, b willing to take risks in accordance with its capabilities, and c have always been interested to learn of the decision that have been taken. Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapaikesuksesan dan keunggulan. Lebih lanjut, McClelland 1976 35 menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki intensi kewirausahaan. Menurutnya, ada tiga atribut yang melekat pada seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu a menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan, b mau mengambil resiko sesuai dengan kemampuannya, dan c memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil. Tak hanya itu Menurut McClelland dalam Alma 2009 96 mengemukakan bahwa pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga kebutuhan 40 1. Need For Achievement n’Ach The drive to excel, to achieve in relation to a set of standard, to strive to succeed. 2. Need for Power n’Pow The Need to make other behave in a way that they would not have behaved otherwise. 3. Need For Affiliation n’Aff the desire for friendly and close interpersonal relationships. Kebutuhan berprestasi wirausaha n’Ach terlihat dalam bentuk tindakanuntuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya. 1. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilandan kegagalan. 2. Memiliki tanggungjawab personal yang tinggi. 3. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungkan. 4. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang diembannya sangat ringan maka wirausaha merasa kurang tantangan tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah. Kebutuhan akan kekuasaan n’Pow yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan, dan menguasai orang lain. Ciri umumnya adalah senag bersaing, berorientasi pada status, dan cenderung berorientasi keinginan mempengaruhi orang lain. 41 Kebutuhan untuk berafiliaisi n’Aff yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang mempunyai motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan, bekerjasama daripada persaingan, dan saling pengertian. Teori Dua Faktor Frederick Herzberg Teori Dua Faktor Herzberg Frederick Herzberg dalam Hasibuan 1990 177 mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah fisik, rasa aman, dan sosial dan kebutuhan tingkat tinggi prestise dan aktualisasi diri serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya. Menurut Hezberg dalam Robbins 2001 170, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan. Menurut hasil penelitian Herzberg dalam Hasibuan 1990 176, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan yaitu a Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu. 42 b Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya. c Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan. Herzberg dalam Robbins 2001 172, menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu a. Maintenance Factors Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. b. Motivation Factors Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan. Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Organisasi Dalam kehidupan organisasi, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap pemimpin sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan 43 sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo 1994 173 sebagai berikut a Motivasi sebagai suatu yang penting important subject karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan. b Motivasi sebagai suatu yang sulit puzzling subject, karena motivasi sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu sama lain. Untuk memahami motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah yang dikemukakan oleh Herzberg 1. Teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau pegawai pemerintahan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya. 2. Teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg yang merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut Maslow. 44 3. Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan. Kedua, kerangka ini membangkitkan model aplikasi, pemerkayaan pekerjaan Leidecker and Hall dalam Timpe 199913. Berdasarkan hasil penelitian terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika Serikat dari berbagai Industri, Herzberg dalam Cushway and Lodge 1995 138 mengembangkan teori motivasi dua faktor. Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu faktor pemuas motivation factor yang disebut juga dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor kesehatan hygienes yang juga disebut disatisfier atau ekstrinsic motivation. Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong oleh faktor-faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh 45 organisasi kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal- hal yang diinginkannya dari organisasi dalam Sondang 2002 107. Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah pekerjaan itu sendiri the work it self, prestasi yang diraih achievement, peluang untuk maju advancement, pengakuan orang lain ricognition, tanggung jawab responsible. Menurut Herzberg dalam Cushway and Lodge 1995 138, faktor hygienisextrinsic factor tidak akan mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial. Sedangkan faktor motivationintrinsic factor merupakan faktor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat tinggi faktor motivasi lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah hygienis Leidecker Hall dalam Timpe 1999 13. Dari teori Herzberg dalam Cushway Lodge 1995 139, tersebut uanggaji tidak dimasukkan sebagai faktor motivasi dan ini mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah biru sering kali dilakukan oleh mereka bukan karena faktor intrinsik yang mereka peroleh dari pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka. 46 Teori E-R-G Clayton Alderfer Alderfer 1972 34, mengemukakan tiga kategori kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah ; a. Eksistence E atau Eksistensi Meliputi kebutuhan fisiologis seperti lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi, dan lingkungan kerja yang menyenangkan. b. Relatedness R atau keterkaitan Menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja. c. Growth G atau pertumbuhan Meliputi kenginginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan kita. Alderfer menyatakan bahwa 1. bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. 2. meskipun suatu kebutuhan terpenenuhi, kebutuhan dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan. Jadi secara umum mekanisme kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut 1. Frustration – Regression 2. Satisfaction – Progression 47 Teori Motivasi Proses Process Theory Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal ini teori motivasi proses yang dikenal seperti 1. Teori Harapan Expectancy Theory, komponennya adalah Harapan, Nilai Value, dan Pertautan Instrumentality. 2. Teori Keadilan Equity Theory, hal ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya. 3. Teori Pengukuhan Reinfocement Theory, hal ini didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi. Beberapa tokoh yang mendukung teori ini adalah 1. Equity Theory S. Adams 2. Expectancy Theory Victor Vroom 3. Goal Setting Theory Edwin Locke 4. Reinforcement Theory Skinner 5. X Y Theory Mc Gregor 1. Teori Keadilan Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu 48 a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat macam hal sebagai pembanding, hal itu antara lain a Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya; b Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri; c Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis; d Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak dari para pegawai yang bersangkutan. 2. Teori Harapan Victor Vroom 1964 54, mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan infernal, tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut a Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah 49 harapan hasil outcome expectancy sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut. b Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi valence sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan. c Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha effort expectancy sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu. Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia percaya bahwa a. Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu b. Hasil tersebut punya nilai positif baginya c. Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha. 3. Teori penetapan tujuan goal setting theory Memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni a tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; b tujuan-tujuan mengatur upaya; c tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan 50 d tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Teori ini juga mengungkapkan hal hal sebagai berikut a Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai. b Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat. c Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk bertingkah laku. a. Reinforcement Theory Skinner b. Teori ini didasarkan atas ―hukum pengaruh‖ c. Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang. Rangsangan yang didapat akan mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang selanjutnya akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi secara berkesinambungan akan menjadi suatu rangsangan yang perlu untuk direspon kembali dan mengasilkan konsekuensi lagi. Demikian seterusnya sehingga motifasi mereka akan tetap terjaga untuk menghasilkan hal-hal yang positif dalam Nurhalim 2009 9. 51 Douglas McGregor teori motivasi X dan Y. Menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia yang pertama pada dasarnya negatif teori-X dan kedua pada dasarnya positif teori-Y. Berkesimpulan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan atas pengelompokan asumsi tertentu dan manmusia cenderung menyesuaikan perilakunya terhadap bawahannya sesuai dengan asumsi-asumsi tersebut . Ada empat asumsi yang dianut oleh para manajer dalam teori-X, yaitu a Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha menghindarinya. b Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. c Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu terjadi. d Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi. Sedangkan pandangan yang positif teori-Y adalah a Para pegawai dapat mnelihat pekerjaan sebagai sesuatu yang biasa seperti halnya istirahat dan bermain. 52 b Manusia akan menentukan arahnya sendiri dan mengendalikan diri, jika mereka merasa terikat kepada suatu tujuan. c Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima dan mencari tanggung jawab. d Kreativitas-kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang baik-tersebar luas pada seluruh populasi dan tidak selalu merupakan hak dari mereka yang menduduki fungsi manajerial. Implikasi dari teori-X dan teori-Y terhadap teori organisasi, berargumentasi bahwa asumsi teori-Y lebih disukai dan dapat membimbing para manajer dalam merancang organisasi mereka serta dapat memotivasi pegawai-pegawainya. Secara singkat teori ini menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negatif teori X yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif teori Y bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu. Motivasi kewirausahaan Motivasi kewirausahaan adalah keinginan dan kemampuan seseorang dalam mengelola semua peluang menjadi suatu nilai yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Dengan adanya motivasi untuk berwirausaha masyarakat akan aktif dalam mengarahkan semua potensi diri, bekerja keras, dan mampu menjadikan peluang yang ada sebagai lahan untuk dijadikan suatu usaha dalam Lutfi 2008 8. 53 Kewirausahaan Pengertian Kewirausahaan Pengertian mengenai kewirausahaan sangat banyak dan para ahli mendefinisikan dengan bahasa yang berbeda akan tetapi mempunyai makna yang hampir sama. Menurut Swasono 1978 38, dalam konteks bisnis wirausaha adalah pengusaha akan tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi bidang usaha. Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan berani menanggung risiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha Stenhoff dan Burgess dalam Suryana 2003 35. Sedangkan menurut Prawirokusumo 1997 5 wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumberdaya untuk menemukan peluang opportunity dan perbaikan preparation hidup. Menurut Alma 2009 220 menjelaskan istilah wirausaha, secara etimologi wirausaha berasal bahasa Perancis yaitu dari kata entrepreneur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go between. Kemudian secara terminologi pengertian wirausaha entrepreneur menurut J. Schumpeter dalam Alma 200924 adalah ‗Entrepreneur as the 54 person who destroys the existing economic order by introducing new product and service, by creating new forms of organization or by exploiting new raw material’. Menurut J. Schumpeter tersebut wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang mendobrak sistem perekonomian yang telah ada dengan melakukan usaha baru dalam bidang barang dan jasa, dengan membuat bentuk baru dari organisasi atau mengolah bahan baku baru. Selain itu, Bygrave dan Zacharkis dalam Agus Gusnawan 2009 1 memberikan pengertian lain men genai wirausaha, yaitu ‗entrepreneur is someone who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it yang artinya wirausaha adalah seseorang yang merasa memiliki peluang dan mampu menciptakan organisasi untuk mengejarnya. Sesuai dengan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa wirausaha yaitu seorang yang mampu melihat peluang pasar sekaligus menciptakan pekerjaan yang baru dalam bidang barang maupun jasa untuk keuntungan dirinya dan orang disekitarnya. Hendro 2011 165, berpendapat sikap yang harus dilimiki oleh seorang wirausaha adalah berfikir positif, berorientasi jauh kedepan, penuh semangat dan berjuang keras pantang menyerah, serta komitmen yang kuat. Berdasarkan pendapat diatas, dapat dismpulkan indikator untuk mengukur motivasi wirausaha seseorang adalah adanya semangat, tanggung jawab, pantang menyerah, dan komitmen yang tinggi. Penjelasan 55 mengenai indicator seseorang yang termotivasi menjadi wirausaha akan dibahas sebagai berikut a. Semangat yang tinggi diperlukan seseorang dalam menjalankan usahanya, karena sukses atau tidaknya usaha yang dilakukan tergantung pada semangat kerja dalam berwirausaha. Menurut Hendro 2011 174 Semangat merupakan energy untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya unsur manfaat dan tujuan. Sunarto, dalam Ilham 2014 berpendapat Semangat kerja yang tinggi diungkapkan dalam bentuk antusiasme, minat, dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas. Semangat untuk berwirausaha merupakan salah satu hal yang terpenting dan salah satu indicator untuk megukur minat seseorang yang ingin berwirausaha menurut Buchari Alma 2011 41. Hal senada juga diungkapkan Hendro, bahwa sumber energy yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan lainnya adalah mempunyai semangat dan gairah untuk mengerjakannya. b. Tanggung Jawab c. Pantang Menyerah Pantang menyerah merupakan salah satu kunci untuk sukses menjalani hidup. Pantang menyerah juga merupakan kunci utama dalam meraih kesuksesan baik dalam prestasi di bangku kuliah ataupun dalam berwirausaha Hendro 2011 184. Lebih lanjut 56 Hendro menjelaskan bahwa selain modal uang, modal lain yang bisa digunakan untuk menjadi wirausahawan adalah pantang menyerah. d. Komitmen Menurut Hendro 2011 184 Faktor utama untuk membangun sebuah komitmen diri dalam membangun kesuksesan adalah kompetensi. Kompetensi dapat dilihat dari pola kerja, semangat inovasi serta tingkah laku dalam melaksanakan suatu beberapa jenis komitmen yang dapat dibedakan dalam jeis-jenis komitmen tersebut adalah komitmen terhadap diri sendiri, keluarga, bisnis dan lingkungan. Jenis-Jenis Usaha Usaha Mikro Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak seratus juta rupiah per tahun. Jumlah tenaga kerja pada usaha mikro 4 orang. Adapun ciri-ciri usaha mikro adalah 1 Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti; 2 Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;  57 3 Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; 4 Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai; 5 Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; 6 Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank; 7 Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain 1 Perputaran usaha turn over cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang; 2 Tidak sensitif terhadap suku bunga. 3 Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. 58 Contoh usaha mikro 1 Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya. 2 Industri makanan dan minuman, industri mebeler pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat 3 Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar 4 Peternakan ayam, itik dan perikanan 5 Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, rental komputer, laundry, warnet, ojek dan penjahit konveksi. Usaha Kecil Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak satu miliar rupiah per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas lima puluh juta rupiah sampai dengan lima ratus juta rupiah. Jumlah tenaga kerja pada usaha kecil adalah 5-19 orang. Adapun ciri-ciri usaha kecil yaitu 1 Jenis barangkomoditi umumnya sudah tetap tidak gampang berubah; 2 Lokasitempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah; 59 3 Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; 4 Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; 5 Sumberdaya manusia pengusaha memiliki pengalaman dalam berwira usaha; 6 Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal; 7 Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. Contoh usaha kecil 1 Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja 2 Pedagang dipasar grosir agen dan pedagang pengumpul lainnya 3 Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan; 4 Peternakan ayam, itik dan perikanan; 5 Koperasi berskala kecil. Usaha kecil sering gagal karena kesalahan dari beberapa pengelolaan yaitu 60 1 Pengelolaan uang 2 Pengelolaan usaha dan manajemen 3 Kompetensi 4 Kredit perbankan 5 Membidik pasar 6 Administrasi usaha dan hukum Usaha Menengah Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari dua ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak sebesar sepuluh miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar lima ratus juta rupiah sd lima miliar rupiah. Jumlah tenaga kerja pada usaha menengah adalah 20-99 orang. Adapun ciri-ciri usaha menengah yaitu 1 Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; 2 Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; 61 3 Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; 4 Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; 5 Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; 6 Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. Contoh usaha menengah Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu 1 Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah; 2 Usaha perdagangan grosir termasuk expor dan impor; 3 Usaha jasa EMKL Ekspedisi Muatan Kapal Laut, garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi; 4 Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam; 5 Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan. Usaha Besar Usaha besar sebagaimana dimaksud Inpres tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteri a kekayaan usaha bersih lebih besar dari sepuluh miliar rupiah dengan tenaga kerja 100 orang. Adapun ciri-ciri usaha besar sama seperti usaha  62 menengah, perbedaannya hanya terletak di jumlah tenaga kerja dan jumlah kekayaan usaha. Menumbuhkan Minat Berwirausaha Menurut Alma 20101 Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka peluang pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Manfaat adanya wirausaha yaitu sebagai berikut 1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. 2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan. 3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, hidup tidak merugikan orang lain. 4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan. 5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya. 6. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin,jujur,tekun dalam menghadapi pekerjaan. 7. Memeberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah Swt. 63 8. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros. 9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan. Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha

Bukapikiran anda, pelajari hal-hal baru. lingkungan tidak saja membentuk anda menjadi wirausaha sukses, namun juga mampu menjegal langka anda untuk maju. pelajari dan amati tingkah laku lingkungan baru anda, milikilah kemampuan fast learner untuk tetap berjalan. 4.

– Bagi kalangan mahasiswa, menempuh pendidikan setinggi-tingginya dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Pun akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan tunjangan di hari tua tentunya. Pernah tidak terpikirkan bahwa semakin banyak orang terdidik, bisa saja menambah angka pengangguran? Namun pada kenyataannya, apalagi di masa pandemi yang belum usai. Bekerja saja belum bentu bisa menentukan kesuksesan. Apalagi pengangguran di Indonesia yang masih belum teratasi dengan baik. Kontribusi wirausaha berperan penting terhadap pembangunan negara. Selain memiliki penghasilan tambahan atau menjadi sumber pendapatan, wirausaha juga dapat mengurangi pengangguran dengan terciptanya lapangan pekerjaan. Bagi kalangan mahasiswa, tentunya tidak mudah untuk berwirausaha. Tantangan terbesar seperti bagaimana cara membangun bisnis mulai dari bawah, tidak punya modal, belum lagi cara mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya itu sendiri. Mungkin akan terasa lebih berat dan mengerikan. Dibalik itu semua, hal ini bisa dijadikan momentum bagaimana seorang wirausaha dapat berkembang. Semangat dan tekad adalah kuncinya. Walaupun banyak modal, tanpa adanya semangat dan tekad akan terasa seperti sayur tanpa garam. Perlu adanya dorongan dan motivasi minat dalam berwirausaha, seperti faktor lingkungan, keluarga, dan juga teman. Dengan hal itu, ide-ide wirausaha akan bermunculan. Serta lambat laun akan mengubah pola pikir dalam mencapai kesuksesan dengan berwirausaha. Memiliki budaya menjadi pemimpin bisa ditanamkan agar terciptanya kemandirian. Berkembangnya wirausaha di Indonesia dilihat dari mutu dan jumlah wirausaha yang inovatif juga tentunya. Upaya mewujudkan kemandirian dan peningkatan ekonomi nasional dapat melalui pengembangan, pemantapan sikap, perilaku, dan kemampuan serta minat berwirausaha. Menilik upaya tersebut, wirausaha-wirausaha akan menjadi penggerak, pemicu pertumbuhan, dan perkuatan ekonomi nasional. Upaya ini perlu didukung oleh semua kalangan. Baik unsur pemerintah, masyarakat termasuk mahasiswa, dan dunia usaha. Melalui dukungan terarah dan berkesinambungan inilah akan memperkuat minat serta motivasi para wirausaha yang ada di Indonesia. Penulis merupakan Kepala Bidang Wirausaha Hima Jurnalistik UIN Bandung periode 2020-2021.

upayamenumbuhkan minat berwirausaha dengan pelatihan manajemen pemasaran di smkn 3 purwokerto July 2018 EQUILIBRIA PENDIDIKAN Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi 3(1):13

ArticlePDF AvailableAbstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dalam mendorong minat siswa untuk memulai usaha sendiri ditinjau dari indikator input, proses atau pelaksanaan, dan output atau keberhasilan. Desain penelitian studi kasus, penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan deskriptif kualitatif. Kepala sekolah dan guru kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dijadikan sebagai subjek penelitian. Memanfaatkan pengambilan sampel snowball, subjek penelitian akan dipilih. Wawancara adalah pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Semua mata pelajaran di SMKN 1 Kota Jambi termasuk ke dalamnya pendidikan kewirausahaan. Guru kewirausahaan harus memiliki pengalaman bisnis di rumah dan latar belakang pendidikan kewirausahaan agar dapat memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya. Model yang digunakan yaitu yaitu Discovery learning, Inquiry Learning, Program Based Learning dan Project based learning. Indikator penilaian melalui laporan pengamatan, ulangan harian, dan ulangan akhir semester ujian praktik. 2 Infrastruktur yang lebih dari cukup merupakan aspek pendukung. Ketidaktahuan siswa akan pentingnya pendidikan kewirausahaan menjadi kendala utama. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 324 UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA Mohamad Muspawi, Amirul Mukminin, Rika Syaf Putri Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Jambi Email authors ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dalam mendorong minat siswa untuk memulai usaha sendiri ditinjau dari indikator input, proses atau pelaksanaan, dan output atau keberhasilan. Desain penelitian studi kasus, penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan deskriptif kualitatif. Kepala sekolah dan guru kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dijadikan sebagai subjek penelitian. Memanfaatkan pengambilan sampel snowball, subjek penelitian akan dipilih. Wawancara adalah pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Semua mata pelajaran di SMKN 1 Kota Jambi termasuk ke dalamnya pendidikan kewirausahaan. Guru kewirausahaan harus memiliki pengalaman bisnis di rumah dan latar belakang pendidikan kewirausahaan agar dapat memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya. Model yang digunakan yaitu yaitu Discovery learning, Inquiry Learning, Program Based Learning dan Project based learning. Indikator penilaian melalui laporan pengamatan, ulangan harian, dan ulangan akhir semester ujian praktik. 2 Infrastruktur yang lebih dari cukup merupakan aspek pendukung. Ketidaktahuan siswa akan pentingnya pendidikan kewirausahaan menjadi kendala utama. Kata Kunci Pendidikan, Kewirausahaan, Minat Berwirausaha 1. PENDAHULUAN Suatu bangsa harus mampu bersaing dan menjawab segala rintangan yang akan muncul dalam pasar global di masa modern yang mengglobal ini. Akan banyak kesulitan di masa depan, salah satunya adalah dinamika persaingan kerja yang semakin hari semakin berat dan meningkatkan jumlah pengangguran. Pemerintah harus bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini karena jumlah pengangguran produktif terus meningkat akibat keterampilan yang masih kurang. Rendahnya tingkat pendidikan dalam mengembangkan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pengangguran. Pengembangan 325 sumber daya manusia yang berkualitas dapat difasilitasi dengan pendidikan kewirausahaan. Kewirausahaan membantu orang menjadi lebih percaya diri, mandiri, dan kreatif. Pendidikan kewirausahaan dituntut untuk mampu menata rasa percaya diri, kemandirian, dan kreativitas. Dengan mempelajari kewirausahaan, seseorang dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. Untuk menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan standar sumber daya manusia, pendidikan kewirausahaan lebih menekankan pada penciptaan lapangan kerja dari pada pencarian kerja Hendrato , 2018. Pendidikan Kewirausahaan adalah jenis program pendidikan yang beroperasi di bawah pemikiran bahwa memberdayakan siswa dengan kompetensi membutuhkan pemahaman yang kuat tentang kewirausahaan. Siswa akan memperoleh manfaat tambahan dari pendidikan kewirausahaan yang relevan dengan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan dapat berkolaborasi dengan banyak pihak yang terlibat dalam proses berkat pendidikan kewirausahaan ini. Dengan kata lain, pendidikan kewirausahaan mengembangkan peserta didik yang tidak hanya cakap secara intelektual tetapi juga mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial Aini, 2018. Selanjutnya Delitasari & Hidayah, 2017 menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan harus dilaksanakan sedini mungkin agar generasi penerus bangsa mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup. Pendidikan kewirausahaan sebenarnya memiliki beberapa tujuan, namun secara garis besar tujuan pendidikan kewirausahaan adalah untuk membantu memecahkan persoalan bangsa saat ini dengan menumbuhkan kreativitas, keberanian, dan pola pikir kewirausahaan bangsa. Ini akan membantu mengurangi masalah pengangguran. Atau mungkin bisa dicari solusinya, membentuk kesejahteraan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Meskipun hanya 2% pelaku bisnis di Indonesia yang berwirausaha, jumlah ini setidaknya 30% di negara maju. Hal ini akan menjadi masalah bagi dunia pendidikan Indonesia, untuk meningkatkan 326 jumlah pelaku bisnis di Indonesia, agar mahasiswa dituntut untuk menggunakan pendidikan kewirausahaan sejak dini atau sedini mungkin Rohmah , 2017. Secara bahasa Etimonologi mengartikan minat sebagai usaha dan motivasi untuk belajar dan mencari sesuatu. Minat diartikan secara terminologi sebagai keinginan, kesukaan, atau kesiapan terhadap sesuatu. Sesuatu yang dapat menarik perhatian adalah sesuatu yang menarik perhatian. Minat mengungkapkan keinginan, aktivitas, dan preferensi seseorang. Jika seseorang tertarik pada sesuatu, maka minat tersebut akan dipupuk oleh perilakunya Aprilianty, 2012. Aini 2018 menjelaskan minat dan kewirausahaan merupakan komponen dari minat berwirausaha. Salah satu kualitas terpenting, selain bakat dan kecerdasan, yang memengaruhi seberapa baik seseorang mengerjakan tugas adalah minat. Jika seseorang tertarik dengan pekerjaan yang dilakukannya, itu akan terus menjadi peluang besar baginya untuk menyelesaikannya dengan lancar dan sukses. Minat adalah pemahaman seseorang tentang sesuatu yang memotivasi mereka untuk memberikan perhatian penuh pada objek tertentu dan senang terlibat dalam aktivitas yang terkait dengan objek itu. Kepala SMKN 1 Kota Jambi memaparkan beberapa permasalahan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan pada 20 November 2020 berdasarkan temuan kajian awal. Permasalahan tersebut antara lain 1 Pendidikan kewirausahaan tidak berjalan sebagaimana mestinya yang disebabkan oleh pendidikan kewirausahaan tidak dapat menciptakan manusia yang percaya diri dan siap kerja; 2 Pelatihan pendidikan kewirausahaan masih kurang, hanya dilakukan setahun sekali; dan 3 Terdapat guru yamg mengajar pendidikan kewiirausahaan tidak sesuai dengan latar belakang dari pendidikan kewirausahaan itu sendiri. Oleh karenanya, sebagai seorang pimpinan kepala sekolah memang dituntut untuk cepat merespon keadaan yang ada, sebagaimana yang dikatakan oleh Muspawi 2020 bahwa kepala sekolah hendaknya peduli dan cepat 327 tanggap terhadap kondisi yang ada di sekolah yang ia pimpin, termasuk dalam konteks ini masalah pelaksanaan pendidikan kewirausahaan. Pemerintah mengeluarkan Inpres No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Masyarakat Nasional dan Membina Kewirausahaan dalam upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan memperbanyak jumlah usaha. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk membantu masyarakat Indonesia dan seluruh dunia menciptakan inisiatif kewirausahaan. Namun, belum semua SMK di Indonesia mengadopsi konsep pendidikan kewirausahaan. SMK Negeri 1 Kota Jambi merupakan salah satu sekolah yang mengadopsi pembelajaran kewirausahaan. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan, perumusan kebijakan pendidikan kewirausahaan tingkat SMK, dan variabel-variabel yang mempengaruhi pendidikan kewirausahaan siswa semuanya masih memerlukan analisis. 2. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus case study. Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah berupa hasil wawancara dari pihak sekolah yaitu guru mata pelajaran kewirausahaan dan kepala sekolah di SMKN 1 Kota Jambi. Dalam penelitian ini data sekunder berupa data yang diperoleh dari buku-buku, artikel, dan beberapa literatur yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik snowball yang dimana teknik snowball ini merupakan teknik beberapa sampel awal digunakan untuk merekrut lebih banyak subjek, atau subjek diminta untuk mengusulkan orang tambahan yang mereka kenal yang memenuhi kriteria sampel yang diperlukan. Sampai peneliti memiliki cukup data untuk dievaluasi, strategi ini terus menumbuhkan populasi responden seperti bola salju yang menggelinding menuruni bukit. Wawancara adalah metode utama pengumpulan data dalam penelitian ini. Pendekatan wawancara melibatkan dua pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan 328 yang diwawancarai yang menanggapi pertanyaan. Dialog memiliki tujuan yang jelas Creswel, 2013. Untuk memperoleh informasi dan statistik tentang pemanfaatan pendidikan kewirausahaan dalam mendorong minat berwirausaha siswa di SMKN 1 Kota Jambi digunakan wawancara mendalam. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian inni adalah teknik ketekunan pengamatan, triangulasi dan mengadakan member check. Peneliti menggunakan model analisis data yang dikemukakan oleh Moleong, 2006 yang mengemukakan bahwa kegiatan analisis data kualitatif dapat diupayakan secara interaktif dan berkesinambungan hingga selesai atau diakhiri, sehingga terjadi kejenuhan terhadap informasi yang diperoleh. Reduksi informasi, tampilan informasi, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi adalah semua komponen analisis informasi. Dapat dijelaskan bahwa dalam menganalisis data penulis melaksanakan langkah-langkah selaku berikut 1. Data reduction Reduksi data. Mereduksi informasi ialah Mengurangi informasi melibatkan meringkas, memisahkan rincian penting, berkonsentrasi pada rincian penting, mencari tema dan pola, dan menghilangkan rincian yang tidak relevan. Ini akan membantu informasi yang diringkas mencerminkan dengan cara yang lebih baik dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data tambahan dan melakukan pencarian yang diperlukan. Memanfaatkan alat teknologi seperti PC dan pengkodean elemen khusus dapat membantu pengurangan informasi. 2. Data display penyajian data. Data yang telah direduksi, setelah itu didisplay. Penyajian data dilakukan dalam wujud penjelasan singkat, bagan, ikatan antar jenis flowchart dan sejenisnya. 3. Conclusion Drawing/ verification. Verifikasi dan kesimpulan adalah langkah selanjutnya. Temuan awal bersifat sementara dan dapat direvisi jika bukti kuat ditemukan untuk menjamin metode pengumpulan data tambahan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 329 Temuan dan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Kota Jambi dengan 5 peserta tentang Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan untuk Menumbuhkan Minat Wirausaha Siswa ditinjau dari aspek Input, Proses, dan Output disajikan sebagai berikut Penerapan Pendidikan Kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dilihat dari Segi Input, Proses, dan Output Pendidikan kewirausahaan yang ada pada SMKN 1 Kota Jambi terintegrasikan pada semua mata pelajaran. Mata pelajaran ini didapatkan oleh semua jenjang kelas dan bidang keahlian di SMK. a. Input Tidak ada prasyarat tes peminatan pendidikan kewirausahaan untuk dapat mengikuti pelatihan pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi. Semua jenjang dan kelas SMKN 1 Kota Jambi memasukkan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulumnya. Semua jurusan di SMK wajib mengikuti mata kuliah Produk Kreatif. Oleh karena itu, fokus kurikulum kewirausahaan SMKN 1 Kota Jambi menitikberatkan pada Mata Pelajaran Produk Kreatif. SMKN 1 Kota Jambi memilih seseorang tenaga pendidik pendidikan kewirausahaan setidaknya telah berwirausaha di kalangan masyarakat. Perihal ini bertujuan supaya tenaga pendidik bisa sebagai subjek dari pendidikan kewirausahaan sehingga siswa dengan mudah dalam mempelajari pendidikan kewirausahaan karena tenaga pendidik yang mengajar mereka telah menguasai kewirausahaan itu sendiri. Selain itu guru juga dapat berfungsi sebagai motivator secara langsung dan contoh yang baik bagi siswa. Jika guru yang mengajar kewirausahaan telah menguasai teknik kewirausahaan maka siswa dengan mudah mempercayai suatau keberhasilan dari kewirausahaan. Khusus buat guru Pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK N 1 Kota Jambi memanglah telah mempunyai kualifikasi sendiri yang wajib dipunyai oleh pendidik dari mata pelajaran Pembelajaran Kewirausahaan tersebut. 330 Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh guru yang mengajar pendidikan kewirausahaan sebagai berikut “sayakan lulusan dunia usaha jadi saya harus mampu memberikan contoh kepada rekan saya serta peserta didik. Jadi, saya bukan hanya mengajar tentang kewirausahaan, tetapi juga melakukan wirausaha dirumah. Saya punya kos-kosan, trus juga didunia fashion seperti menjual baju, boneka, bantal dengan cara online dan marketplace ya. Selain itu saya juga ada bisnis jual beli tanah” Berdasarkan pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Suharsaputra, 2018 Kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di dalam satuan pendidikan. Kepala sekolah bertugas sebagai pemimpin susatu organisasi, selain itu kepala sekolah merupakan penanggungjawab kegiatan yang dilaksanakan di dalam satuan pendidikan tersebut. Menjadi seorang kepala sekolah dituntun agar kompeten didalam menjalankan tugasnya serta dapat memimpin semua komponen yang ada di dalamnya seperti siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran, kepala sekolah memiliki pengaruh besar pada peningkatan mutu proses pembelajaran di sekolah, baik melalui pelaksanaan mata pelajaran kewirausahaan yang efektif maupun kebijakan dalam meningkatkan kompetensi para pendidik. Sudah sewajarnya kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berkewajiban dalam membantu guru meningkatkan dan memperbaiki keterampilan mengajar yang dimilikinya. b. Pelaksanaan/Proses Program yang mendukung pendidikan kewirausahaan di SMK N 1 Kota Jambi diantaranya yaitu bazaar atau pameran hasil karya siswa, kunjungan industri, dan Bisnis center. Setahun sekali, SMKN 1 Kota Jambi menyelenggarakan bazaar. Bazaar menampilkan dan bertukar karya siswa. Produk akhir dari pengolahan ini dapat berupa kerajinan atau makanan yang diteliti sebelumnya. Berbagai bisnis dan industri lokal dikunjungi 331 selama kunjungan industri. Semua siswa hadir dalam kunjungan ini. Mahasiswa dapat memahami bagaimana sesuatu diproses hingga proses pemasaran dengan praktik ini. Siswa harus menyusun laporan pengamatan setelah kunjungan selama mereka berada di lapangan. Bisnis center merupakan salah satu wujud kepedulian pihak sekolah terhadap siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK selaku wadah untuk siswa menjual benda hasil produksinya. Empat metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 digunakan dalam model pendidikan di SMKN 1 Kota Jambi. Ini menggunakan model dan mengutamakan aplikasi dalam kewirausahaan dengan lebih menekankan pada model pendidikan pembelajaran berbasis penemuan dan berbasis proyek. Model pendidikan discovery learning diterapkan antara lain ialah dengan membagikan lebih banyak lagi motivasi kepada siswa. Perihal ini didapatkan kala siswa melaksanakan kunjungan ke industri. Laporan temuan dari magang industri diperlukan dari siswa. Mahasiswa disarankan untuk dapat mempelajari bagaimana suatu industri dikelola, dimulai dengan isu-isu terkini dan bekerja menuju solusi. Sedangkan model pembelajaran project based learning model pembelajaran yang lebih menekankan kepada praktek daripada teori. Model seperti ini lebih disukai oleh siswa karena siswa dapat langsung mempraktekkan kreatifitas mereka secara langsung. Guru mempersiapkan rencana kegiatan belajar mengajar semacam RPP, silabus, serta wujud produk yang hendak diajarkan. RPP terbuat sendiri oleh guru yang bersangkutan. Di dalam RPP inilah hendak tercantum rencana pendidikan yang hendak dilaksanakan cocok dengan kurikulum yang berlaku. Guru mengantarkan modul pendidikan berbentuk langkah- langkah awal dalam pembuatan produk setelah itu siswa langsung mempraktekkan sesuai dengan arahan yang diberikan. Pendidikan ditunjukan kepada menciptakan sesuatu produk serta pemasukan dan guru diberikan kebebasan dalam merumuskan tata cara yang diidamkan. 332 Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh salah satu guru yang mengajar pendidikan kewirausahaan sebagai berikut “memang praktek yang lebih ditekankan ya. Kira-kira praktek 70% dan teori 30 %. Karena apa, karena ya praktek kan lebih diutamakan. Nilai praktek lebih ditekankan karena dengan praktek siswa akan belajar langsung bagaimana menjadi wirausaha yang sebenarnya” Hal ini sejalan dengan pendapat Alviana 2017 adapun tujuan utama dari pendidikan kewirausahaan ialah membentuk jiwa wirausaha dari peserta didik agar peserta didik tersebut dapat menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan produktif. Jadi, secara umum pola dari pendidikan kewirausahaan harus mencakup dari teori, praktik serta implementasi. Teori diarahkan agar dapat mempelajari pengaruh tentang berwirausaha gunu menyentuh dan mengisi aspek kognitif peserta didik agar mempunyai paradigma wirausaha. Praktik yang dimaksudkan adalah untuk kegiatan berdasarkan teori yang telah didapatkan dari proses pembelajaran, agar peserta didik dapat merasakan teori yang telah dipelajarinya agar dapat dipraktikkan dan dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun masyarakat sekitar. c. Output/Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penilaian guru terhadap peserta didik, diantaranya 1 Melihat dari keseharian, tanggungjawab dan keseriusan siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas masing-masing. 2 kerapian, kreatifitas, keseuaian, dan ketelatenan siswa dalam membuat atau menciptakan setiap produk yang telah dihasilkan oleh siswa tersebut. 3 Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa sudah memiliki satu keahlian dengan apa yang diajarkan oleh guru tersebut di kelas maupun praktek. 333 Hal ini juga ditegaskan oleh salah satu guru yang mengajar pendidikan kewirausahaan sebagai berikut “bisa menggunakan soal objektif, soal esay, dengan pengalaman-pengalaman. kalau saya sih lebih menekankan kepada hasil laporan praktek atau dilihat dari praktek itu sendiri ya. Ujian, tes, dan ulangan juga menjadi faktor penting ya dalam menentukan siswa itu sudah berhasil atau belum” Sesuai dengan Permendikbud No 81 Tahun 2013 tentang implementtasi kurikulum, perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang membuat Identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi SK, Kompetensi Dasar KD, Indikator pencapaian Kompetensi, Penilaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, dan sumber belajar. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Kewirausahaan a. Faktor Pendukung Pendidikan Kewirausahaan di SMK N 1 Kota Jambi Dalam pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan di SMK N 1 Kota Jambi mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Faktor-faktor yang mendukung kelancaran pendidikan kewirausahaan diantaranya 1 Saran prasarana yang tergolong lengkap sehingga memudahkan siswa untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan. Laboratorium menjadi salah satu sarana prasaran yang sangat mendukung dari kelancaran proses pembelajaran serta terdapat tempat khusus bagi siswa untuk menjual karya yang telah dibuat yaitu bisnis center. 2 Mendapatkan motivasi, partisipasi dan pengahargaan yang diberikam oleh kepala sekolah dan guru secara langsung berupa pujian terhadap produk yang telah dibuat. Hal ini sejalan laporan Purwaningsih 2021 bahwa pentingya keberadaan motivasi ekstrinsik dalam menumbuh kembangkan minat berwirausaha. 334 3 Kompetensi pendidik juga faktor pendukung terhadap optimalnya pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi. Salah satunya adalah guru yang berkompeten dalam mengajar pendidikan kewirausahaan walaupun dengan jumlah terbatas. b. Faktor Penghambat pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi Beberapa faktor yang menjadi penghambat pendidikan kewirausahaan diantaranya adalah 1 Kurangnya jumlah tenaga pendidik yang mengajar pendidikan kewirausahaan yang mempunyai latar belakang sesuai dengan pendidikan kewirausahaan. 2 Faktor dari diri seorang siswa itu sendiri dapat menjadi faktor penghambat terlaksananya pendidikan kewirausahaan. Kesadaran siswa yang masih beragam atau dengan kata lain siswa berasumsi bahwa pendidikan kewirausahaan masih tidaklah begitu penting untuk dipelajari. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapatlah disampaikan kesimpulan 1. Pendidikan kewirausahaan dimanfaatkan dari sisi input, proses, dan outcome di SMKN 1 Kota Jambi bahwa pendidikan kewirausahaan diajarkan pada semua jenjang dan kelas. Bazar yang merupakan program tahunan ini merupakan program yang mengedepankan proses pembelajaran pendidikan kewirausahaan. Selain itu, ada latihan observasi lapangan, perjalanan industri, dan pusat bisnis tempat siswa dapat mengiklankan barang mereka. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis program, pembelajaran inkuiri, dan model pembelajaran penemuan. Kuis harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir digunakan sebagai bagian dari proses evaluasi atau penilaian untuk mengukur seberapa baik kinerja siswa dalam pendidikan kewirausahaan, serta ujian praktik dalam bentuk bazar 335 atau pameran hasil karya siswa. 2 Faktor-faktor yang mendukung Pendidikan Kewirausahaan ialah keberadaan sarana dan prasarana yang memadai, serta guru yang dianggap kompeten pada bidang peminatannya. Sedangkan hambatannya ialah kurangnya jumlah tenaga pendidik yang mengajar pendidikan kewirausahaan yang mempunyai latar belakang sesuai dengan pendidikan kewirausahaan. Harapan penulis ke depannya penelitian ini dapat dilanjutkan pada skala yang lebih luas, agar manfaat penelitian ini bisa lebih menyentuh lapisan masyarakat yang lebih luas pula. DAFTAR PUSTAKA Aini, Qurotul. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa kelas X pada program enterpreneur di SMA Excellent Alyasini Pasuruan. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Alviana, N. 2017. Pendidikan kewirausahaan di SMK Batik Perbaik. Jurnal Kebijakan Pendidikan. Edisi 6 h. 577-585. Aprilianty, E. 2012. Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan terhadap minat berwirausaha siswa SMK. Pendidikan Vokasi, 23. Creswell, J. 2013. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta Pustaka Belajar. Delitasari, I., & Hidayah, N. 2017. Implementasi pendidikan entrepreneurship di SD entrepreneur. The 6th University Research Colloquium, 179-186. Hendrato, M. L. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan di SMP negeri 15 Yogyakarta the implementation of entrepreneurial education program at junior high school 15 Yogyakarta. Kebijakan Pendidikan, 76. Moleong, L. J. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja Rosda Karya. Muspawi, Mohamad. 2020. Strategi Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 202, Juli 2020, 402-409. DOI Purwaningsih, Dewi. 2021. Pentingnya Motivasi Dalam Menumbuhkan Minat Berwirausaha. ETNIK Jurnal Ekonomi - Teknik, Volume 1 Issue 2, h. 69-72. Rohmah, L. 2017. Implementasi Pendidikan entrepreneurship pada anak usia dini di tk khalifah sukonandi yogyakarta. Pendidikan Anak, 31, 15-26. Suharsaputra, U. 2018. Supervisi pendidikan pendekatan sistem berbasis kinerja. Bandung Refika Aditama. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this spirit and entrepreneurship education have grown everywhere. But ideally this spirit is implanted as early as possible. So far there has been no serious kindergarten to support this entrepreneurial spirit. TK Khalifah who has tauhid education and entrepreneurship. This research focuses on 1 how the implementation of entrepreneurship education in Khalifah kindergarten, 2 entrepreneurship education activities in Khalifah Kindergarten, and 3 factors that support and obstruct early childhood entrepreneurship education in Khalifah Kindergarten. This research is qualitative research, and data collected by interview, documentation, and observation. Data analysis with reduction, display, and verification / conclusion. The results showed that the implementation of entrepreneurship education in early childhood in Khalifah kindergarten is integrating entrepreneurial values in ApriliantyTujuan penelitian untuk mengungkapkan pengaruh potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Penelitian menggunakan pendekatan ex post facto. Populasi adalah siswa SMK Rumpun Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel sebanyak 113 responden ditentukan menggunakan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan instrumen angket dan tes. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia. Penelitian menunjukkan minat berwirausaha relatif rendah 48,67%, potensi kepribadian wirausaha memberi pengaruh cukup berarti terhadap minat berwirausaha 27,3%, pengetahuan kewirausahaan berpengaruh berarti terhadap minat berwirausaha 13,7%, lingkungan keluarga memberi pengaruh yang berarti terhadap minat berwirausaha 22%. Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga sebesar 42,2 persen terhadap minat berwirausaha. THE EFFECT OF ENTREPRENEUR PERSONALITY, ENTREPRENEURSHIP KNOWLEDGE, AND ENVIRONMENT ON ENTREPRENEURIAL INTEREST OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTSAbstractThe Effect of Potential Entrepreneur Personality, Entrepreneurship Knowledge, and Environment on Entrepreneurial Interest of Vocational High School Students. The purposes of this research are to reveal the effect of potential entrepreneur personality, entrepreneurship knowledge, and environment on the entrepreneurial interest. This study uses the ex post facto approach. The population is Agriculture vocational high school students in Daerah Istimewa Yogyakarta. A sample of 113 respondents is established using the proportional random sampling technique. The data are collected using questionnaires and a test. The data are analyzed using descriptive statistics and statistical inference. The results show that almost half of students have a low entrepreneurial interest. The results also show that potential entrepreneur personality gives a positive and significant effect on entrepreneurial interest Entrepreneurship knowledge has a significant positive effect on entrepreneurial interest Family environment has a significant positive effect on entrepreneurial interest 22%. The potential entrepreneur personality, entrepreneurship knowledge, and family environment collectively have the effect of percent on the entrepreneurial pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa kelas X pada program enterpreneur di SMA Excellent Alyasini Pasuruan. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim MalangQurotul AiniAini, Qurotul. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa kelas X pada program enterpreneur di SMA Excellent Alyasini Pasuruan. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim kewirausahaan di SMK Batik PerbaikN AlvianaAlviana, N. 2017. Pendidikan kewirausahaan di SMK Batik Perbaik. Jurnal Kebijakan Pendidikan. Edisi 6 h. design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixedJ CreswellCreswell, J. 2013. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta Pustaka pendidikan entrepreneurship di SD entrepreneur. The 6th University Research ColloquiumI DelitasariN HidayahDelitasari, I., & Hidayah, N. 2017. Implementasi pendidikan entrepreneurship di SD entrepreneur. The 6th University Research Colloquium, pendidikan kewirausahaan di SMP negeri 15 Yogyakarta the implementation of entrepreneurial education program at junior high school 15 YogyakartaM L HendratoHendrato, M. L. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan di SMP negeri 15 Yogyakarta the implementation of entrepreneurial education program at junior high school 15 Yogyakarta. Kebijakan Pendidikan, 76.Metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja Rosda KaryaL J MoleongMoleong, L. J. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja Rosda Menjadi Kepala Sekolah ProfesionalMohamad MuspawiMuspawi, Mohamad. 2020. Strategi Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 202, Juli 2020, 402-409. DOI PurwaningsihPurwaningsih, Dewi. 2021. Pentingnya Motivasi Dalam Menumbuhkan Minat Berwirausaha. ETNIK Jurnal Ekonomi -Teknik, Volume 1 Issue 2, h. 69-72.
Perbedaanwirausaha dan manajer terletak pada kepemilikan perusahaan yang dikelola. Wirausaha, pada umumnya mengelola perusahaan miliknya sendiri dan dari profesinya itu seorang wirausaha akan menikmati Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Wirausaha diartikan sebagai pelatihan dan pendampingan usaha, membuka usaha dan mendatangkan penghasilan, terhindar dari ancaman pengangguran juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Sedangkan kewirausahaan adalah sebuah poses yang mengintegrasikan peluang opportunity, sumber dayaresources dan orang wirausahawan. Minat berwirausaha akan timbul ketika seseorang memiliki ketertarikan dan merasa mampu untuk melakukan usaha. Menurut Summers 2000 minat berwirausaha disebabkan adanya kejadian yang memicu, persepsi keinginan, kecenderungan untuk berperilaku proaktif dan kepercayaa individu pada kemampuannya untuk masa pandemi saat ini banyak terjadi PHK dimana-mana sehingga banyak dari masyarakat yang kehilangan mata pencaharian. Disinilah kita diuji bagaimana caranya agar bisa bertahan hidup setelah kehilangan pekerjaan. Akibat dari pandemi Covid-19 ini banyak orang beralih menekuni bisnis online seperti jualan online. Hal tersebut dilakukan semata-mata dilakukan agar tetap menghasilkan pendapatan di tengah pandemi seperti pandemi saat ini bukanlah sebuah alasan untuk kita bermalas-malasan. Justru di saat seperti ini kita ditantang agar tetap berinovasi dan berkreativitas sebaik mungkin dengan memanfaatkan tenologi digital dan juga memaksimalkan peluang yang ada di depan mata. Peluang yang dimaksud adalah peluang yang sekiranya akan muncul di tengah pandemi maupun setelah berakhirnya pandemi. Peluang tersebut bisa dimanfaatkan sebagai ide awal untuk membuka usaha yang bisa memberikan solusi dan berorientasi pada atau usaha yang muncul di tengah pandemi antara lain seperti bisnis makanan, online shop, jasa ekspedisi, kesehatan, dan lain-lain. Bagi masyarakat khususnya anak muda, ini adalah saat yang tepat untuk berwirausaha dan memiliki UMKM karena faktor penunjang sudah dimudahkan lwat teknologi yang berkembang saat ini. Di era sekarang para remaja sudah melek akan teknologi, tinggal bagaimana mereka mau memanfaatkan teknologi tersebut. Apalagi di tengah pandemi saat ini, para siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar dirumah. Jika mereka sudah melek akan pentingnya berwirausaha dari sekarang maka mereka juga bisa menghasilkan pendapatan dari usaha mereka sendiri, bisa juga sebagai tambahan uang jajan mereka. Kelak mereka juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan ketika bisnis yang dijalankan telah majuWalaupun ditengah pandemi kita harus tetap semangat, banyak peluang yang tersedia bagi para wirausahawan, hal itu seperti yang telah dijelaskan pada contoh bagaimana kita mau memanfaatkannya apalagi teknologi di zaman sekarang sudah sangat maju. Pelaku wirausaha juga harus memiliki strategi dalam mempertahankan bisnis yang dijalankannya agar mampu bertahan terutama di tengah pandemi saat ini. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

aKekMh.
  • 8w76wehtc0.pages.dev/254
  • 8w76wehtc0.pages.dev/162
  • 8w76wehtc0.pages.dev/176
  • 8w76wehtc0.pages.dev/210
  • 8w76wehtc0.pages.dev/131
  • 8w76wehtc0.pages.dev/362
  • 8w76wehtc0.pages.dev/13
  • 8w76wehtc0.pages.dev/283
  • 8w76wehtc0.pages.dev/352
  • jelaskan dengan singkat bagaimana menumbuhkan minat berwirausaha